ADILA

Selasa, 24 Maret 2009

BIARKAN RAKYAT MEMILIH; JANGAN PROVOKASI

Pemilihan Umum (pemilu) legislatif tinggal dua pekan lagi, suara lantang calon wakil rakyat sudah mulai menggombal dengan janji-janji semu untuk menarik simpati masyarakat, mungkin saja caleg bisa menghalalkan cara untuk mendapatkan suara dan boleh jadi mereka melakukan politik uang (money politic), sembako gratis, atau cara lain yang penting bisa mendapatkan kusri di jadi DPR.
Dalam sepekan ini, kita sudah banyak melihat, membaca dan mendengar terjadi banyak pelanggaran kampanye yang dilakukan oleh para partisipan partai dan tokoh partai, tentunya hal itu telah mencerminkan betapa mudahnya mereka melakukan pelanggaran terhadap consensus yang dibuat bersama. Sepintas kita menyadari bagaimana langkah selanjutnya kalau toh nanti mereka larut dalam kemahligain kursi empuk legislative, sempatkah mereka memikirkan nasib rakyat ? atau malah enjoy melakukan wisata dengan keluarga?, bisakah mereka (caleg red) mewujudkan janji-janji (kontrak politik) yang mereka ikrarkan?, jangan-jangan malah sebaliknya, menjadi pecundang, munafik dan pengkhinat amanah bangsa. Semoga aja tidak terjadi.
Rakyat punya kekuasaan hari ini dan hari esok untuk menentukan nasib masa depannya, untuk itu rakyat jangan digombali, jangan ditipu dan jangan di provokasi dengan wacana-wacana palsu dan janji-janji patamurgana. Biarkan rakyat yang menentukan nasibnya sendiri dan memilih caleg mana yang sunguh-sungguh memperjuangan kepentingan mereka. Biarkan mereka menilai kapabilitas dan keamanahan caleg itu sendiri dengan mengaca masa lalu. Wajah lama harus sirna karena tidak berhasil memperjuangan kepentingan rakyat, dan hadirkan wajah-wajah baru yang militant, capable dan akuntable. Semoga pemilu caleg yang jatuh pada tanggal 9 april menentukan masa depan rakyat menjadi lebih baik. Wallahu’al’alam bi al showab.

1 komentar:

himas malang mengatakan...

saya rasa apa yang telah disampaikan AQQ terkait dengan pemilu legislatif, itu memang betul dan saya sepakat....hidup mahasiswa, tetapi bukan berarti tolak pemilu, sebagaimana setatemen pak minhadz

Template by - Abdul Munir - 2008