ADILA

Minggu, 19 April 2009

POHON KEMATIAN

semua makhluk yang bernyawa di muka bumi ini akan mersakan kematian (wa ma khalatul jinna wa al-insan illa liya’buduun), tidak ada yang abadi selain keabadian Allah SWT. Banyak orang berusaha untuk menempukkan harta benda dan kekayaan dunia, sementara kekayaan dan harta melimpah itu akan dia tinggalkan, seorang laki-laki mendambakan wanita cantik yang kelak nanti akan ditinggalkan, buah hati belahan jantung anak simata wayang juga akan menjadi kenangan hidup dan menjadi sejarah kehidupan manusia. Orang yang selalu menumpukkan harta benda (hubbu ad-dunya) biasanya takut untuk mati.
Alkisah; konon katanya, ada orang kaya yang sepintas memahami tafsiran ayat Qur’an tentang surga, bahwa surga itu adalah istana yang megah dengan segala perabotan lengkap dan kebutuhan terpenuhi yang dibawah istana mengalir sungai yang sejuk dan mempesona, akhirnya orang kaya tersebut membuat istana besar dan luas dengan segala isi dan perabotan yang lengkap dan sempurna juga dibwah istana itu dibuatkan sungai yang membuat istana itu semakin indah dan mempesona, kemudian dia berfikir seperti inikah kehidupan surga, dan dia berfikir bahwa dia tidak akan meninggalkan kehidupan dunia ini dan hidup kekal di dalam istana yang di buatnya itu.
Hingga pada suatu hari si kaya tadi mengunjungi dan silaturahmi kepada seorang kyai kampung dan menceritakan apa yang dia sudah perbuat dengan membangun surga dunia serta mencukupi segala fasilitas istana yang sangat sempurna. Setelah semuanya diceritakan kepada kyai tersebut, akhirnya kyia menanggapinya dengan mengatakan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini kawan keculai kematian itu sendiri, untuk itu segeralah bertobat dan memohon ampun kepada Allah SWT, kelak nanti istana mu itu akan kau tinggalkan. Seketika itu orang kaya tersebut bertobat dan memohon ampun kepada Allah atas prasangka dan kesalahan yang selama dunia dia perbuat serta menghibahkan harta dan kekayaannya termasuk istana itu kepada agama Islam sebagai modal untuk menegakkan ajaran Islam di muka bumi ini.
Dari cerita singkat di atas kita teringat akan kisah 9 orang mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Malang Jawa Timur yang mengakhiri kehidupannya dengan menabrak pohon di Kota Batu Malang. Kejadian itu tentunya membuat orang terkesima dan sangat mengerikan. Kejadian itu berawal dari kepulangan mereka dari pesta ulang tahun salah seorang teman mereka yang dirayakan di taman rekreasi malam “Payung” kota Batu tepatnya pukul 01.00 wib yang kondisi mereka masih dalam keadaan setengah sadar setelah minum-minuman beralkohol dengan mengendarai mobil taruna yang kapasitas 6 orang sementara diisi 9 orang, 4 laki-laki dan 5 perempuan.
Kejadian itu bermula tatkala mobil yang di tumpanginya oleng karena ban belakang taruna pecah, mobil tidak bisa dikendalikan karena kecepatannya di atas 70 km/jam dan jalannya juga menurun akhirnya menabrak pohon di tepi jalan dan tidak ada satu orang pun yang selamat atas insiden maut itu, bahkan ada satu mahasiswi yang kebetulan duduk di depan bersama sopir berpisah antara badan dengan sebelan kakinya, juga setelah di evakuasi warga di dalam mobil tersebut ada seorang mayat cewek yang bugil, bahkan juga pohon yang ditabrak membelah mobil taruna itu, sementara pohon tersebut tidak mengalami kerusakan, tidak tumbang dan tidak retak, kecuali daun berguguran dan kulit terkelupas. Sangat menakjubkan kejadian itu, sementara pohon itu sebagaimana yang saya lihat minggu kemarin 19/4/2009 pohonnya sangat kecil sekali, tetapi menghilangkan 9 jiwa mahasiswa-mahasiswi itu.
Menurut sumber yang falid bahwa di lokasi kejadian tersebut sudah banyak dan sering terjadi kecelakaan, sekalipun jalannya lurus dan luas persisnya di depan Kantor Wali Kota Batu. Kenapa sering terjadi kecelakaan? Respon masyarakat sekitar pohon yang kecil itu menurut keyakinan mereka ada penghuninya, tapi terlepas dari semua itu adalah suratan taqdir dari Ilahi dan pesan moral buat generasi bangsa dan pelajaran buat semuanya.
Banyak orang yang terpukul dengan insiden maut tersebut, bukan cuma sanak keluarga yang ditinggalkan tetapi kampus dimana merena menimba ilmu juga berkabung. Anak yang dikuliahkan di Malang tentunya akan membawa kebahagiaan kelak buat keluarga dan masyarakatnya, ternyata mengakhiri kehidupannya dengan cara yang sangat mengerikan…...na uzu billa min zalik
Peristiwa kamis malam 16/4/2009 terkesan memberikan pesan kepada kita bahwa kematian itu akan dating dalam kondisi dan situasi apapun serta tidak kenal batas usia muda mapun tua, susah maupun senang, sakit maupun sehat. Kalau sudah saatnya tidak ada satu pun orang yang bisa menghalanginya. Untuk itu persiapkanlah dirimu saat ini untuk menghadapi kematian, karena dia akan dating secara tiba-tiba kepada siapapun yang sudah takdirnya untuk meninggalkan jatah hidupnya di dunia ini.
Kepada generasi penerus bangsa “mahasiswa” jadikan peritiwa 16/4/2009 itu sebagai pelajaran yang berharga untuk menata hidup yang lebih baik lagi, dan semoga Allah swt mengampuni semua dosa dan memberikan tempat yang terbaik di sisinya, juga bagi keluarga yang ditinggalkan akan tetap tabah dan sabar atas apa yang menimpa anak dan keluarga. Amin. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi al-Showab.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008