ADILA

Rabu, 01 April 2009

KU TITIP SAPEKEN BUKAN SEPEKAN

9 April 2009 adalah menentukan hari esok lima tahun ke depan wajah kepuluan Sapeken seperti apa?, bisa saja wajah itu warna merah, putih, hitam, atau bahkan warna-warni yang disekam oleh tikus-tikus berdasi, wajar saja kalau minoritas mahasiswa asal pulau Sapeken menolak pemilu legislative, yang tidak pernah peduli pada kelesuhan masyarakat kecil. Suara lantang orang kecil tidak pernah diperhatikan, sementara orang besar selalu di perhatikan, itulah kemudian ada artikel tentang “Marginalisasi Suku Bajo”. Memang itulah kenyataan yang ada. Dulu saya punya pengalaman, tatkala saya ingin menemui seorang teman di Kantor Bupati Sumenep, seorang petugas yang menjaga di pintu masuk menanyakan mau kemana?, dari mana?, dan ada keperluan apa?, saya jawab dengan tegas, sementara itu ada petugas lain yang celoteh tatkala saya menjawab saya berasal dari pulau Sapeken, petugas itu mengatakan: “bahwa orang sapeken di Sumenep ini tidak akan jadi pegawai (PNS) karena beda suku”, coloteh pegawai yang tidak beradab ini kemudian saya balas dengan senyuman, tapi agak dikit sinis.
Dari pengalam singkat ini, saya ingin katakan kepada pahlawan dan sukarelawan asal pulau Sapeken yang kebetulan lagi ada job di Sumenep baik sebagai pejabat Pemkot, DPRD, pengusaha, atau bahkan para celeg-caleg (wajah baru) dan mengangguran terdidik perjuangkan aspirasi rakyat kecil, jangan biarkan para penguasa yang dzalim menghisap darah kaum termarginalkan. Aset-aset pulau Sapeken yang terbesar di APBD Kabupaten Sumenep dibandingkan dengan pulau yang lain, untuk itu katakan kepada mereka bahwa kami bukan kaum termarginalkan.
Bagi para calon legislative dari asal pulau Sapeken baik dari daerah pemilihan 6 (meliputi pulau Raas, Salembu, dan Sapudi) lebih-lebih dari dapil 7 (Pulau Sapeken, Kangean, dan Kayuwaro), kalau ditakdirkan menjadi Legislatif, ada tugas besar (amanah) menanti anda diantaranya :

Bindang Pendidikan
Pendidikan di pulau Sapeken masih jauh tertinggal dari gugusan pulau lain di wilayah territorial Sumenep, baik dari segi sarana dan prasarananya yang sederhana, kuantitas bangunan masih relative rendah, apalagi harus mengatakan kualitas pendidikan, dan sistem pendidikan yang dikembangkan jauh dari harapan sementara pendidikan laiinya sudah ada yang bertaraf internasional, pendidikan yang mutlisistem, dan pendidikan termadu. Masalah inilah yang perlu jadi bahan renungan dan harus di benar-benar diperjuangan oleh para pahlawan wakil-wakil rakyat di daerah.
Disamping sarana dan prasaran pendidikan, yang terpenting lagi adalah tenaga pengajar (guru). Pengalaman di pulau Sapeken karena banyak guru pendatang dari daerah lain termausk jawa dan sekitarnya (tidak bermukim), akhirnya kurang efektif proses belajar mengajar karena guru sering bolos masuk (mudik). Untuk itu sebagai rekomendasi buat petinggi-petinggi PEMKAB seyogyannya memikirkan dan mengangkat guru (tenaga pengajar) dari pulau Sapeken sendiri supaya proses belajar mengajar lebih efektif (fokus).

Bindang Ekonomi
Sumber pendapatan kesejahteraan pulau Sapeken masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Sumenep itu luar biasa, sementara rakyat tetap miskin, miskin pendidikan, miskin iman, dan miskin ekonomi, ini yang sangat mengkhatirkan. Penting adanya kalau ada program pro-rakyat yang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah SBY-JK, sekalipun masih terjadi pro-kontra dikalangan elit politik, tapi bagi masyarakat kecil itu sudah dapat sedikit menstabilkan eskalasi perekonomian keluarga.
Masyarakat kecil butuh pengayoman, perhatian, lebih-lebih kesejahteraan. Karena itu, harapan kita para calon legislative siapapun yang terpilih nanti, kalau benar-benar berjuangan saya hanya titip :
1. Jangan lupakan orang yang pernah berjasa (masyarakat yang milih anda)
2. Perjuangan harus totalitas (mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan peribadi dan golongan)
Rintihan singkat ini sebagai cambuk api buat caleg-caleg dari pulau Sapeken suapaya benar-benar berjuang bukan hitungan minggu (sepekan) tetapi sudah mempunyai job desktiption yang jelas untuk lima tahun ke depan. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi al-Showab.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008