ADILA

Selasa, 14 April 2009

MENANYAKAN KE-EKSISTENSI PEMUDA

Gerakan pemuda sebagai salah satu bagian dari masyarakat, sebagai para agent of change, agent of social control dan agen penentu arah bangsa. Generasi pemuda yang memiliki peran besar sebagai tonggak perubahan di masa mendatang. Hal ini banyak membutuhkan persiapan untuk menghasilkan out put yang berkualitas, sehingga diperlukan adanya sebuah gerakan yang selalu berusaha untuk menggemakan ide-ide Islam sebagai satu-satunya rule of law (landasan hukum) bagi manusia dengan mengadakan acara-acara yang bertujuan untuk mengupgrade diri pemuda dan mewujudkan sebuah organisasi pergerakan yang bergerak massive, simple, cerdas dan revolutiv.
Dalam kancah perpolitikan, peran pemuda dan mahasiswa (sebagai kaum terpelajar) tak pernah absent. Tetapi selama ini peran mereka hanya sebatas "menurunkan dan mengganti sopir", kemudian mendorong mobil hingga bisa jalan lagi. Setelah mobil jalan, mereka ketinggalan dalam cucuran keringat, kehabisan tenaga bercampur dengan asap knalpot mobil yang sudah melesat jauh meninggalkanya. Begitupun gerakan pemuda dan mahasiswa yang pada awalnya berkomitmen. Untuk menunjukkan idealismenya dalam pentas politik, seringkali menjadi pragmatis dan terjebak dengan keadaan karena kekaburan metode dan juga jiwa perjuangan pemuda yang hanya bermuara pada kepentingan sesaat. Sejatinya, revisi dan reposisi gerakan pemuda akan sangat menentukan potret negeri ini ke depan, bahkan potret sebuah peradaban.
Benediet Anderson, seorang Indonesianist mengunkapkan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah pemudanya. Pernyataan Benediet Anderson ini tak salah memang apalagi dikaitkan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dimana pemuda menjadi aktor dari setiap langkah perjalanan bangsa Indonesia, dimana pemuda menjadi aktor utama dari setiap peristiwa penting yang terjadi di Indonesia.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu menempati peran yang sangat strategis dari pristiwa penting yang terjadi. Bahkan dapat dikatakan bahwa pemuda menjadi tulang pungggung dari keutuhan perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang ketika itu. Peran tersebut juga tetap disandang oleh pemuda Indonesia hingga kini; selain sebagai pengontrol independen terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan penguasa, pemuda Indonesia juga secara aktif melakukan kritik konsruktif, hingga mengganti pemerintahan apabila pemerintahan tersebut tidak lagi berpihak pada masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada kasus jatuhnya pemerintahan Soekarno oleh gerakan pemuda yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa dan Pemuda Tahun 1966, hal yang sama juga dilakukan oleh pemuda dalam menumbangkan pemerintahan Soeharto 32 tahun kemudian, peran yang disandang pemuda Indonesia segabai agen perubahan (agent of chenge) dan agen kontrol sosial (agent of social control) hingga saat ini masih sangat efektif dalam memposisikan peran pemuda Indonesia
Pemuda dan mahasiswa adalah sosok perubah dan penggerak masyarakat, perannya ditunggu dan dinanti banyak komponen bangsa. Bagaimana jadinya jika sosok ini ternyata mandul dalam kiprah dan peranannya? tentu bangsa ini akan menangis karena telah melahirkan mereka. Diperlukan sebuah terobosan baru untuk menjadikan mereka sosok-sosok intelek muda muslim berprestasi kebanggaan agama dan bangsa.

"Jangan hanya menjadi penonton sejarah,
tapi jadilah pecipta sejarah,
agar kita tidak menjadi korban sejarah"

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008