ADILA

Minggu, 30 Agustus 2009

NILAI FILOSOFIS PUASA DAN RAHASIANYA


“Puasa adalah bukti keberanian dan adanya kemauan yang tinggi”
Bagian ini adalah sudut pandang kedua dari berbagai sudut pandang yang lain yang ada pada bulan yang agung ini, di mana orang-orang mempunyai kebiasaan kurang baik, yaitu mereka biasa terjaga sampai menjelang fajar, mereka juga suka berlebihan dalam menghidangkan makanan untuk berbuka hingga mencapai derajat boros, mereka juga suka menghiasinya dengan pemandangan yang bermegah-megahan dan bangga diri, yang kadang-kadang hal ini juga dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai latar belakang agama yang baik. Mereka menganggap itu semua sebagai bukti bahwa Islam telah tertanam di dalam jiwa mereka. Hanya sebatas itulah mereka mengetahui akan hakikat puasa, yaitu puasa yang hanya diisi dengan rasa lapar di waktu siang penghidangan makanan untuk berbuka seharusnya, mereka menganggap bahwa yang telah mereka lakukan itu adalah sebagai penghormatan terhadap bulan Ramadlan, serta menyemarakan menara-menara masjid dengan gemerlap cahaya lampu dan dipenuhinya masjid-masjid dengan orang-orang yang sedang salat. Akan tetapi gambaran hakikat puasa seperti di atas tidaklah berarti bagi se¬bagian masyarakat Islam. Karena hal itu me¬nyebabkan mereka bersikap berlebihan dalam berbuka dengan tanpa rasa sesal dan malu.
Kalaulah puasa itu hanya merupakan salah satu kebiasaan dan rutinitas kita yang turun temurun saja, pastilah seluruh orang diwajibkan menghormati kebiasaan-kebi¬asaan umat itu, tapi nyatanya tidak, sebagai¬mana yang terjadi sekarang ini.
Puasa merupakan latihan rohani bagi masyarakat Islam, yang dengannya mereka bisa belajar menjauhi hawa nafsu, untuk menuju ke angkasa kebajikan dan melepaskan diri dari kefanaan dunia, hingga ruh itu dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya de¬ngan baik sehingga membuat masyarakat dalam keadaan tenteram dan aman.
Dengan kriteria di atas, maka puasa adalah sebuah sarana untuk membina akhlak umat dengan pembinaan yang stabil. Orang yang berpuasa diwajibkan melatih jiwa dan rohaninya agar menjauhkan diri dari segala kenik¬matan, meskipun kenikmatan yang diper¬bolehkan, karena dengan begitu ia akan mampu meninggalkan kenikmatan yang diharamkan atau dilarang. Puasa, juga berarti sebuah janji pada diri sendiri untuk tidak makan dan minum tanpa ada suatu paksaan. Puasa juga melatih manusia untuk bersabar, sehingga dengan kesabaran itu akan mampu bertahan lapar dan dahaga pada saat ia nanti dilanda bencana kelaparan. Puasa merupakan suatu kewajiban yang bertujuan untuk berbagi rasa-kasih sayang, semua orang merasakan satu rasa, yaitu rasa lapar dan dahaga, kemudian sama-sama merasakan kenyang, tiada per¬bedaan antara perut yang satu dengan yan lainnya dan antara mulut yang satu dengan yang lainnya. Dengan puasa Ramadlan, orang yang tidak pernah lapar di bulan-bulan sebe¬lumnya karena kekayaan yang dimilikinya, sekarang ia harus merasakan rasa lapar itu, merasakan kepedihan orang fakir, yang sebelumnya belum pernah la rasakan, karena kekakayaan dan kedudukannyalah yang menghalanginya untuk merasakan hal itu semua.
Demi Allah, adalakah di dunia ini suatu kebersamaan yang menyeleraskan seluruh umat manusia dalam keadaan lapar dan dahaga, kemudian kenyang bersama-sama, sebagaimana kebersamaan yang ada pada bulan Ramadlan?
Wahai orang-orang mukmin yang sedang berpuasa
Ramadlan adalah suatu usaha penge¬kangan terhadap hawa nafsu, meninggalkan segala kenikmatan dunia untuk menuju kepada kemuliaan diri dan kebebasan jiwa, alangkah indahnya jikalau sepanjang tahun dijadikan Ramadlan. Jika hal-hal di atas terealisasi dengan baik, maka kalian harus mengetahui hakikat puasa.
Ramadlan adalah bulan ujian untuk mem¬belenggu kendali syahwat dan bulan semangat di mana seseorang bisa bebas melakukan atau meninggalkan sesuatu menurut pilihan¬nya asal tidak keluar dari rel syari'at.
Alangkah indahnya jikalau Ramadlan ini mampu masuk ke seluruh strata masyarakat dan anggota keluarganya, sehingga tiada seorangpun dari para pemuda yang kehilang¬an arti kepemudaannya, ataupun kehilangan kehendak dan semangat untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan. Alangkah indahnya bulan Ramadlan ini, bulan yang mampu me¬nyatukan seluruh umat manusia, yang meng¬ajarkan keberanian dan semangatyangtinggi.
Ramadlan merupakan suatu contoh kefa¬kiran yang diwajibkan terhadap seluruh ummat Islam, tidak ada perbedaan antara ma¬nusia yang satu dengan yang lainnya, mereka berbagi rasa dalam merasakan sakit yang timbul dari puasa yang hakiki, bukan dari khayalan pikiran, hingga dari rasa sakit dan lapar ini timbullah rasa kasih sayang, ya akhirnya akan tercipta keadilan. Alangkah indah kehidupan ini di saat semua orang berbagi rasa dalam satu perasaan dan satu rasa sakit. Alangkah indahnya seumpama seluruh tahun adalah Ramadlan, hingga terwujudl rasa tenteram dan rasa bahagia, sebagaima yang sering dielu-elukan oleh banyak orang yaitu keselarasan, persamaan dan ketente¬raman.
Jikalau Ramadlan mengajarkan sifat berani dan membina kemauan manusia, serta mengajarkan persamaan rasa, maka Ramadlan dalam kehidupan yang nyata ini merupakaa suatu hembusan menyegarkan yang beras dari angin padang pasir, atau suatu warna kehidupan yang menyenangkan.
Bukankah kaum muslimin yang tidak berpuasa berarti ia telah menunjukkan bahwa dirinya telah terjun ke dalam kubangan syahwat dan hawa-nafsu, kejantanan dan keberanian mereka telah kalah dan diperbudak juga kemauan dan semangat mereka telah lemah dan kalah, mereka juga memproklamirkan peperangan terhadap tenggang rasa yang biasa mereka gembar-gemborkan atau mereka senandungkan, namun mereka sendiri yang telah melanggarnya, dan mengingkari rasa kebangsaan sesama kaum setelah itu bukankah mereka bisa disebut sebagai orang-orang yang mengingkari kebe¬saran kebiasaan-kebiasaan bangsa Arab? gukankah kita berhak menyebut orang-orang dewasa yang tidak puasa itu sebagai orang tua yang berjiwa anak-anak, dan anak-anak yang berpuasa kita sebut anak-anak kecil yang sudah dewasa.
Wahai anak-anakku, saudara-saudaraku dan para pemuda yang telah menahan lapar, panas dan dahaga, yang telah bertekad bersama bapak ibu kalian untuk menunjuk¬kan keberanian dan semangat kalian, yaitu semangat yang penuh dengan kedewasaan dan keberanian diri serta kehendak yang lurus. Sungguh engkau adalah pilar hari esok untuk meraih kemenangan dan kesejahteraan negaramu, yang kemenangan-kemenangan itu tak akan terwujud bila berada di tangan orang-orang yang telah kalah sebelum bertan¬ding di medan laga.
Wahai saudaraku yang beriman! Bila haki¬kat puasa adalah sebagaimana yang telah saya sebutkan tadi kepadamu, maka kami pun berhak untuk bertanya: Apakah saat ini kita telah benar-benar berpuasa? Apakah kita telah merasakan rasa lapar di bulan Ramadlan, hingga terdetik di dalam hati kita untuk menolong mereka yang kelaparan sepanjang tahun? Apakah kita sudah bisa disebut seba¬gai orang yang telah mampu mengekang nafsu dari makan, atau mampu menahan diri dari menyakiti dan memusuhi orang? Apakah di saat puasa kita merasakan ketinggian rohani, hingga menyebabkan kita enggan untuk turun menuju kegersangan ruh sebagaima sebelum Ramadlan.
Apabila telah datang bulan Ramada Rasulullah bersiap menyambutnya, buka dengan makanan atau minuman, bukan pula dengan perhiasan dan pakaian, akan tetapi dengan ketaatan dan ibadah, dengan kemurahan dan kedermawanan. Bila bersama Allah beliau adalah hamba yang taat, bila bersama manusia beliau adalah seorang Rasul ya lapar, adapun bila bersama saudara dan tetangga-tetangganya beliau adalah seorang yang selalu berbuat baik dan dermawan, sebagaimana para sahabat menyebutkan, bahwasanya beliau itu lebih dermawan dari angin yang berhembus.
Demikian juga yang dilakukan para sahabat dan Salafus-Saleh, mereka mengikuti jejak beliau. Ramadlan bagi mereka adalah suatu musim di mana ruh-ruh mereka menghirup wewangian surga, musim di mana hati-hati kaum mukminin terbang ke angkasa untuk menuai kebenaran (hak), musim dimana para orang-orang yang rajin salat terangka dan membelah kepala Toghut dan orang zalim
Mengapa kita tidak menjadikan Ramada ini sebagaimana Rasul dan generasi pertama melakukannya? Mengapa kita tidak menjadikannya sebagai musim yang di dalamnya kita mengumpulkan bekal kebaikan yang akan kita simpan dalam jiwa, sebagai simpanan yang dapat memenuhi kebutuhan selama setahun penuh? Sehingga usia kita terpenuhi dengan kebaikan dan keberkahan, dan kehidupan kita pun menjadi kehidupan mulia dan terhormat.
Mengapa kita tidak menjadikan Ramadlan sebagai bulan revolusi untuk memperbaiki kelemahan kita, revolusi atas kebodohan kita, revolusi atas syahwat dan nafsu kita serta kehidupan kita yang kacau balau dan tak terarah, serta revolusi atas segala kezaliman di atas bumi ini?
Wahai orang-orang yang berpuasa! kamu sekarang berada dalam kancah pertempuran melawan hawa nafsu, peperangan yang berkobar antara harta dan keduniaan mela¬wan rohani. Maka berhati-hatilah jangan sampai kalian kalah, jangan sampai kalian berlapar-lapar di siang hari hanya untuk me¬menuhi perut kalian di malam hari, jangan sampai perut kalian puasa dari makan dan minum akan tetapi lidah, tangan dan mata kalian tiada berpuasa dari berbuat dosa, berbohong dan mencaci maki, jangan sampai kalian semangat untuk berjaga di malam hari tapi tidak dibarengi dengan ibadah, Jangan sampai dan jangan sampai hal itu semua terjadi. Sungguh itu merupakan se¬suatu kekalahan yang tidak diridlai Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan hal itu akan membuat setan bergembira dan bersuka ria.
Sambutlah ketaatan itu, kumpulkan bekal kebiakan, hiruplah wewangian angin surga, tengadahkan kepalamu ke langit, lambungkanlah dengan juwa kalian untuk meninggalkan urusan dunia sejenak, dan ingatlah selalu sabda Rasul kalian SAW,
“Banyak orang yang puasa tapi tidak mendapatkan apa-apa
dari puasanya itu kecuali hanya lapar dan dahaga saja”

“Sesunnguhnya puasa itu adalah benteng, maka jika ada orang yang
Memusuhinya maka hendaklah ia berkata: Saya sedang puasa,
Saya sedang puasa.

Ya Allah, tulilah nama kami di sisi Engkau sebagai orang-orang yang berpuasa dan yang diterima puasanya. Amin

1 komentar:

taipatabata mengatakan...

Pragmatic Play launches live casino games in - KT Hub
Pragmatic Play, the 제천 출장샵 leading content provider to 당진 출장마사지 the iGaming industry, has 하남 출장마사지 launched its 안산 출장안마 first live casino game experience 서산 출장마사지 in

Template by - Abdul Munir - 2008